Waktu itu aku main ke rumah teman ku yang ,aku main di tingkat 3 di sana pemandangan nya indah dan udara nya juga sejuk..... tapi sayang nya di sana banyak hewan nya ada banyak hewan ..........,tiba-tiba ada teman ku yang kalo dibaju ada laba-laba aku langsung teriak ketakutan dan aku hampir mau nangis dan sampai sekarang aku masih ingat kejadian itu aku juga trauma banget.............dan katanya sahabat ku itu laba-laba beracun jadi nya aku trauma banget sampai sekarang aku masih trauma dan kejadia itu yang buat aku jadi stresssssssssssssss.... banget.............
UDAH DULU YAH............... BYE.......
pengalaman menyedihkan
Waktu itu aku sama sahabat-ku lagi main di pohon, aku bawa minum tupperware yang aku taruh di bawah pohon tiba-tiba tutup nya rusak lalu aku bawa pulang aku nggak mau ngaku soal nya aku takut dimarahi sama ibu.....
UDAH DULU YA.....
UDAH DULU YA.....
pengalaman yang lucu
Waktu itu aku sama teman - teman ngerjain tugas kelompok di rumah teman,waktu itu aku sama teman-teman lagi jalan-jalan dan itu lagi istirahat di jalan,waktu istirahat di jalan ada teman ku yang lagi beli se teh dan ada juga yang lagi makan sedangkan aku lagi duduk tiba-tiba dibaju ku ada ulat bulu aku langsung teriak keras banget lalu teman ku yang makan langsung berdiri soalnya takut kemasukan ulat bulu ha ha ha ha .... pengalaman itu yang tidak bisa kulupakan.....
pergi ke Bali
Waktu itu aku sama keluarga ku mau ke Bali, perjalanan nya jauh banget....., pertama aku naik bis lalu ke pelabuhan untuk naik kapal untul menyebrangi selat,setelah aku sampai di Bali aku langsung cari hotel aku kira hotel nya bagus ternyata hotel nya jelek banget........,aku jadi g suka di sana soalnya hotel nya jelek tapi disana aku bisa jalan-jalan tapi sayang nya makanan nya aku nggak suka soal nya nggak cocok sama aku dan rasanya juga aneh ........,terus waktu mau pulang aku naik kapal lagi dan waktu udah sampai pelabuhan kapal nya berhenti lama banget....... ternyata ada kapal lain yang juga mau berhenti dan itu nggak bisa sama-sama jadi bergantian, waktu udah keluar dari pelabuhan aku sama keluargaku makan habis itu pulang naik bis deh............. dan akhirnya sampai rumah ku yang di Jogjakarta.....
sahabat yang hilang
Ada sahabat yang hilang
Yang sering menjengukku dengan pena-pena tajamnya
Membangunkanku dengan syair-sayir lugunya
Malam tadi mimpiku bertemu mimpinya
Mungkin ia pedih dalam kesendirian
Menyusur gelap tak berbatas
Mengutip sepi tak terperi
Hingga sehelai surat ia selipkan dipejamku
Pagi ini kutemukan penanya tergeletak di pinggir jalan
Menunggu tuan yang siap memungutnya
Akulah dia…
Yang sering menjengukku dengan pena-pena tajamnya
Membangunkanku dengan syair-sayir lugunya
Malam tadi mimpiku bertemu mimpinya
Mungkin ia pedih dalam kesendirian
Menyusur gelap tak berbatas
Mengutip sepi tak terperi
Hingga sehelai surat ia selipkan dipejamku
Pagi ini kutemukan penanya tergeletak di pinggir jalan
Menunggu tuan yang siap memungutnya
Akulah dia…
puisi sahabat
Seandainya waktu dapat di arahkan
aku ingin kau kembali
menemani hati perih
yang selalu menunggu kedatanganmu
bulan kini tiada mempunyai bintang
sama halnya dengan ku
tak pernah ku sangka secepat
itukah kau pergi
sobat temani aku dalam mimpi
agar tiada lagi kesediaan di hati
walau itu tak kan mungkin
tapi kukan selalu berharap
persahabatan
kuukir cinta didalam sanibari ku
kau bagaikan embun yg membasahii daun cinta ku
kau bagaikan mawar yg menghiasi jantung hati ku
setiap detik kau slalu di hati ku
kau bagaikan mutiara yg berkilau kilau
kau menerangi ku dngn cahaya mutiara mu
kau slalu ada dlm suka dan duka ku
kini ku sadar ku tk mau kehilangan kmu
kau cahaya cinta ku
(sumber=blogbintang.com)
aku ingin kau kembali
menemani hati perih
yang selalu menunggu kedatanganmu
bulan kini tiada mempunyai bintang
sama halnya dengan ku
tak pernah ku sangka secepat
itukah kau pergi
sobat temani aku dalam mimpi
agar tiada lagi kesediaan di hati
walau itu tak kan mungkin
tapi kukan selalu berharap
persahabatan
kuukir cinta didalam sanibari ku
kau bagaikan embun yg membasahii daun cinta ku
kau bagaikan mawar yg menghiasi jantung hati ku
setiap detik kau slalu di hati ku
kau bagaikan mutiara yg berkilau kilau
kau menerangi ku dngn cahaya mutiara mu
kau slalu ada dlm suka dan duka ku
kini ku sadar ku tk mau kehilangan kmu
kau cahaya cinta ku
(sumber=blogbintang.com)
Teman - teman ku di sekolah
Kamis, 26 April 2012
Hai namaku Isnurratna Sigita Hasanah,saya akan memperkenalkan teman - teman saya yang ada di sekolah saya:
1.Tiara Zafira Denayatri
2. Nadia Angelina Putri
3.Aya Shofia Asanty Akmalia
4.Chika Cahyaning Bumi
5.Khansa Shafa Casmita
ITU DULU YA TEMAN YANG AKU BIAS KASIH TAHU..........
1.Tiara Zafira Denayatri
2. Nadia Angelina Putri
3.Aya Shofia Asanty Akmalia
4.Chika Cahyaning Bumi
5.Khansa Shafa Casmita
ITU DULU YA TEMAN YANG AKU BIAS KASIH TAHU..........
PUISI TENTANG KASIH SAYANG SEORANG IBU
Ibu…..
Kau mengandungku selama 9 bulan,
kau jaga aku dengan kasih sayag yang tak akan pernah ada yang melebihi cinta dan kasih sayangmu.
Ibu…
Kau lah surga ku,
di bawah telapak kaki mu lah surga ku berada,
ingin ku gapai surga itu,namun selalu saja ku menyakiti mu dengan sikap ku.
Ibu…
Kini kau pargi jauh dari hidup ku untuk selamanya,
saat ku sadari semua kasalahan ku pada mu,dan ku belum sempat untuk katakan maaf untukmu….
Ibu…
Aku disini merindukan mu,
ingin ku rasakan kasih sayang dan cintamu lagi.
semoga malam ini aku bisa berjumpa dengan mu,di dalam mimpi yang indah,
akan ku peluk kau,dan ku ingin untuk sejenak tidur di pangkuanmu.
seperti saat kau ada di sisi ku.
IBU….maafkan lah semua kesalahan ku yang pernah aku perbuat selama kau masih di
samping ku,menjagaku dengan kasih sayang mu.
Kau mengandungku selama 9 bulan,
kau jaga aku dengan kasih sayag yang tak akan pernah ada yang melebihi cinta dan kasih sayangmu.
Ibu…
Kau lah surga ku,
di bawah telapak kaki mu lah surga ku berada,
ingin ku gapai surga itu,namun selalu saja ku menyakiti mu dengan sikap ku.
Ibu…
Kini kau pargi jauh dari hidup ku untuk selamanya,
saat ku sadari semua kasalahan ku pada mu,dan ku belum sempat untuk katakan maaf untukmu….
Ibu…
Aku disini merindukan mu,
ingin ku rasakan kasih sayang dan cintamu lagi.
semoga malam ini aku bisa berjumpa dengan mu,di dalam mimpi yang indah,
akan ku peluk kau,dan ku ingin untuk sejenak tidur di pangkuanmu.
seperti saat kau ada di sisi ku.
IBU….maafkan lah semua kesalahan ku yang pernah aku perbuat selama kau masih di
samping ku,menjagaku dengan kasih sayang mu.
sejarah islam di indonesia
Selasa, 24 April 2012
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun
dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim
delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama
berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para
utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa
tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah
mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah
perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para
pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka
membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi’i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi’i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).
sejarah kota bandung
Daerah yang sekarang dikenal dengan nama Bandung semula adalah
ibukota Kerajaan Padjajaran (tahun 1488). Namun dari penemuan arkeologi
kuno, kota tersebut adalah rumah bagi Australopithecus, Manusia Jawa.
Mereka tinggal di pinggiran sungai Cikapundung sebelah Utara Bandung,
dan di pesisir Danau Bandung. Gambar dan fragmen dari sisa tengkorak dan
artifak Batu Api, dapat dilihat di Museum Geologi Jl. Diponegoro 57.
Bandung.
Era Kolonial Belanda
Pada tahun 1786 mulailah dibangun jalan yang menghubungkan Jakarta, Bogor, Cianjur dan Bandung. Arus pendatang dari Eropa meningkat pada tahun 1809 saat Louis Napoleon, penguasa Belanda, memerintahkan Gubernur Jendral H.W. Daendels, untuk meningkatkan pertahanan di Jawa melawan Inggris. Untuk mengirimkan logistik mereka memerlukan jalan. Karena daerah pantai banyak terdapat rawa-rawa, akhirnya mereka membangun jalan ke arah selatan, melewati dataran tinggi Priangan.
The Groote Postweg (Jalur Pos Terhebat) dibangun 11 mil ke arah utara sampai ke jantung kota Bandung. Seperti biasa dengan kecekatannya, Daendels memerintahkan bahwa ibukota direlokasikan ke jalan tersebut. Bupati Wiranatakusumah II memilih sebuah tempat di bagian selatan jalan dari sisi sungai sebelah barat Cikapundung, dekat sepasang sumur keramat, Sumur Bandung, yang menurut rumor di lindungi oleh dewi Nyi Kentring Manik. Di daerah ini dia membangun dalemnya (istananya) dan alun-alun (pusat kota). Mengikuti orientasi tradisional, Mesjid Agung di tempatkan di sisi selatan, dan pasar tradisional di sisi timur. Rumahnya dan Pendopo (tempat pertemuan) terletak di bagian selatan menghadap gunung keramat Tangkuban Perahu. Saat itulah Kota Kembang lahir.
Sekitar pertengahan abad ke 19, Amerika Selatan cinchona (quinine), teh Assam, dan kopi diperkenalkan pada para dataran tinggi. Pada akhir abad itu Priangan terdaftar sebagai daerah pertanian paling menguntungkan se-propinsi. Pada tahun 1880 rel kereta api menghubungkan Jakarta dan Bandung telah selesai, dan menjanjikan perjalanan selama 2 1/2 jam dari keramaian ibukota Jakarta ke Bandung.
Dengan perubahan gaya hidup di Bandung, hotel, cafe, pertokoan muncul untuk melayani para petani yang entah datang dari dataran tinggi atau dari ibukota sampai daerah pesiar di Bandung. Kalangan masyarakat Concordia terbentuk dan dengan ruang tarinya yang besar merupakan magnet yang menarik orang untuk menghabiskan akhir pekan di kota. Hotel Preanger dan Savoy Homann adalah hotel-hotel pilihan. Braga di sepanjang trotoarnya terdapat toko-toko eksklusive Eropa.
Dengan adanya rel kereta api, cahaya perindustrian berkembang. Begitu panen tanaman mentah telah dapat langsung dikirimkan ke Jakarta untuk pengiriman lewat laut ke Eropa, sekarang proses utama dapat dilakukan secara efisien di Bandung. Orang Cina yang tidak pernah tinggal di Bandung berangsur-angsur datang untuk membantu menjalankan beberapa fasilitas dan mesin dan pelayanan bagi industri-industri baru. Pecinan muncul pada masa ini.
Pada masa awal abad ini, Pax Neerlandica di proklamasikan, menghasilkan perubahan dari pemerintahan militer menjadi sipil. Dengan ini muncul polis tentang desentralisasi untuk meringankan beban administrasi dari pemerintahan pusat. Dan demikianlah Bandung menjadi kotamadya pada tahun 1906.
Perubahan ini memberikan dampak besar pada kota. Balai kota dibangun di ujung utara Braga untuk mengakomodasi pemerintahan yang baru, terpisah dari sistem masyarakat yang asli. Ini kemudian di ikuti oleh pengembangan yang jauh lebih besar saat markas besar militer dipindahkan dari Batavia ke Bandung sekitar tahun 1920. Tempat yang dipilih adalah di bagian timur Balai Kota, dan yang didalamnya terdapat tempat tinggal bagi Panglima perang, kantor, barak, dan gudang persenjataan.
Pada awal abad ke-20 kebutuhan untuk mempunyai seorang profesional yang memiliki kemampuan khusus menggerakan pendirian sekolah tinggi teknik yang disponsori oleh warga kota Bandung. Pada saat yang sama rencana untuk memindahkan ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung sudah matang, kota ini di perluas ke utara. Distrik ibukota ditempatkan di bagian timur laut, daerah yang tadinya adalah persawahan, dan sebuah jalan raya direncanakan untuk dibuat sepanjang 2.5 kilometer menghadap Gunung Tangkuban Perahu dengan Gedung Sate di ujung selatan, dan sebuah monumen kolosal disisi lainnya. Pada kedua sisi dari gedung yang megah ini akan terdapat permukiman bagi kantor-kantor milik permerintahan kolonial.
Sepanjang bantaran sungai Cikapundung diantara pemandangan alam terdapat Kampus Technische Hoogeschool, asrama dan bagian pengurus. Bangunan tua kampus ini dan pemandangannya mencerminkan arsiteknya yang genius Henri Maclain Pont. Di bagian barat daya disediakan untuk rumah sakit dan institute Pasteur, di lingkungan pabrik kina yang tua. Pembangunan ini direncanakan dengan sangat teliti mulai dari arsitekturnya dan perawatan secara detail. Tahun sebelumnya tidak lama sebelum pecahnya perang dunia ke 2 merupakan tahun keemasan bagi Bandung dan dikenang sebagai Bandung Tempoe Doeloe.
Tonggak-Era Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, Bandung menjadi ibukota provinsi Jawa Barat. Bandung merupakan tempat terjadinya konferensi Bandung pada tanggal 18 April – 24 April 1955 dengan tujuan untuk promosi ekonomi dan kerjasama budaya antara negara Afrika dan Asia, dan untuk melawan ancaman kolonialisme dan neokolonialisme oleh Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara-negara imperialis lainnya.
Era Kolonial Belanda
Pada tahun 1786 mulailah dibangun jalan yang menghubungkan Jakarta, Bogor, Cianjur dan Bandung. Arus pendatang dari Eropa meningkat pada tahun 1809 saat Louis Napoleon, penguasa Belanda, memerintahkan Gubernur Jendral H.W. Daendels, untuk meningkatkan pertahanan di Jawa melawan Inggris. Untuk mengirimkan logistik mereka memerlukan jalan. Karena daerah pantai banyak terdapat rawa-rawa, akhirnya mereka membangun jalan ke arah selatan, melewati dataran tinggi Priangan.
The Groote Postweg (Jalur Pos Terhebat) dibangun 11 mil ke arah utara sampai ke jantung kota Bandung. Seperti biasa dengan kecekatannya, Daendels memerintahkan bahwa ibukota direlokasikan ke jalan tersebut. Bupati Wiranatakusumah II memilih sebuah tempat di bagian selatan jalan dari sisi sungai sebelah barat Cikapundung, dekat sepasang sumur keramat, Sumur Bandung, yang menurut rumor di lindungi oleh dewi Nyi Kentring Manik. Di daerah ini dia membangun dalemnya (istananya) dan alun-alun (pusat kota). Mengikuti orientasi tradisional, Mesjid Agung di tempatkan di sisi selatan, dan pasar tradisional di sisi timur. Rumahnya dan Pendopo (tempat pertemuan) terletak di bagian selatan menghadap gunung keramat Tangkuban Perahu. Saat itulah Kota Kembang lahir.
Sekitar pertengahan abad ke 19, Amerika Selatan cinchona (quinine), teh Assam, dan kopi diperkenalkan pada para dataran tinggi. Pada akhir abad itu Priangan terdaftar sebagai daerah pertanian paling menguntungkan se-propinsi. Pada tahun 1880 rel kereta api menghubungkan Jakarta dan Bandung telah selesai, dan menjanjikan perjalanan selama 2 1/2 jam dari keramaian ibukota Jakarta ke Bandung.
Dengan perubahan gaya hidup di Bandung, hotel, cafe, pertokoan muncul untuk melayani para petani yang entah datang dari dataran tinggi atau dari ibukota sampai daerah pesiar di Bandung. Kalangan masyarakat Concordia terbentuk dan dengan ruang tarinya yang besar merupakan magnet yang menarik orang untuk menghabiskan akhir pekan di kota. Hotel Preanger dan Savoy Homann adalah hotel-hotel pilihan. Braga di sepanjang trotoarnya terdapat toko-toko eksklusive Eropa.
Dengan adanya rel kereta api, cahaya perindustrian berkembang. Begitu panen tanaman mentah telah dapat langsung dikirimkan ke Jakarta untuk pengiriman lewat laut ke Eropa, sekarang proses utama dapat dilakukan secara efisien di Bandung. Orang Cina yang tidak pernah tinggal di Bandung berangsur-angsur datang untuk membantu menjalankan beberapa fasilitas dan mesin dan pelayanan bagi industri-industri baru. Pecinan muncul pada masa ini.
Pada masa awal abad ini, Pax Neerlandica di proklamasikan, menghasilkan perubahan dari pemerintahan militer menjadi sipil. Dengan ini muncul polis tentang desentralisasi untuk meringankan beban administrasi dari pemerintahan pusat. Dan demikianlah Bandung menjadi kotamadya pada tahun 1906.
Perubahan ini memberikan dampak besar pada kota. Balai kota dibangun di ujung utara Braga untuk mengakomodasi pemerintahan yang baru, terpisah dari sistem masyarakat yang asli. Ini kemudian di ikuti oleh pengembangan yang jauh lebih besar saat markas besar militer dipindahkan dari Batavia ke Bandung sekitar tahun 1920. Tempat yang dipilih adalah di bagian timur Balai Kota, dan yang didalamnya terdapat tempat tinggal bagi Panglima perang, kantor, barak, dan gudang persenjataan.
Pada awal abad ke-20 kebutuhan untuk mempunyai seorang profesional yang memiliki kemampuan khusus menggerakan pendirian sekolah tinggi teknik yang disponsori oleh warga kota Bandung. Pada saat yang sama rencana untuk memindahkan ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung sudah matang, kota ini di perluas ke utara. Distrik ibukota ditempatkan di bagian timur laut, daerah yang tadinya adalah persawahan, dan sebuah jalan raya direncanakan untuk dibuat sepanjang 2.5 kilometer menghadap Gunung Tangkuban Perahu dengan Gedung Sate di ujung selatan, dan sebuah monumen kolosal disisi lainnya. Pada kedua sisi dari gedung yang megah ini akan terdapat permukiman bagi kantor-kantor milik permerintahan kolonial.
Sepanjang bantaran sungai Cikapundung diantara pemandangan alam terdapat Kampus Technische Hoogeschool, asrama dan bagian pengurus. Bangunan tua kampus ini dan pemandangannya mencerminkan arsiteknya yang genius Henri Maclain Pont. Di bagian barat daya disediakan untuk rumah sakit dan institute Pasteur, di lingkungan pabrik kina yang tua. Pembangunan ini direncanakan dengan sangat teliti mulai dari arsitekturnya dan perawatan secara detail. Tahun sebelumnya tidak lama sebelum pecahnya perang dunia ke 2 merupakan tahun keemasan bagi Bandung dan dikenang sebagai Bandung Tempoe Doeloe.
Tonggak-Era Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, Bandung menjadi ibukota provinsi Jawa Barat. Bandung merupakan tempat terjadinya konferensi Bandung pada tanggal 18 April – 24 April 1955 dengan tujuan untuk promosi ekonomi dan kerjasama budaya antara negara Afrika dan Asia, dan untuk melawan ancaman kolonialisme dan neokolonialisme oleh Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara-negara imperialis lainnya.
asal-usul kota dki jakarta
Sejarah Kota Jakarta -
Kota pelabuhan yang terletak di Teluk Jakarta di kawasan Sungai
Ciliwung, dengan pelabuhan Sunda Kelapa erat hubungannya sebagai sejarah asal usul Kota Jakarta, yang merupakan pusat perdagangan sangat penting sejak abad ke 12 hingga abad ke 16.
Sejak tahun 1511 orang-orang Portugis
sudah bercokol didaratan Malaka. Perhatian orang-orang Portugis untuk
berdagangan, mendapat sambutan baik Raja Penjajaran yang menguasai Sunda
Kelapa kala itu. Untuk mendapat bantuan dalam menghadapi orang-orang
islam yang pada waktu itu pengikutnya sudah banyak di Banten dan di
Cirebon. Pada waktu itu secara bersamaan Demak sudah menjadi Pusat
kekuasaan islam.
Kemudian di adakan perjanjian kerja sama
antara raja penjajaran dengan orang Portugis tahun 1522. Dalam
perjanjian itu dinyatakan bahwa orang-orang Portugis di bolehkan
mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Sebuah tugu di bangun di tepi sungai
Ciliwung, menandai perjanjian itu.
Tetapi perjanjian itu tidak dapat
diterima oleh kerajaan islam di Demak. Yang saat itu berada di puncak
kejayaannya. Kemudian Sultan Demak mengirimkan bala tentaranya di bawah
pimpinan menantunya yang bernama Fatahillah.
Pasukan Fatahillah berhasil menduduki
Kota Pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1527. Ketika armada Portugis
datang, pasukan Fatahillah menghancurkannya, sisa-sisa armada Portugis
itu melarikan diri ke Malaka. Kemudian kemenangan itu, Fatahillah
mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang artinya “Kemanangan
Yang Berjaya”, menurut perhitungan, hal itu terjadi pada tanggal 22 Juni
1527. Itulah sebabnya hari tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Kota
Jakarta.
Keragaman Penduduk
Terusan Suez di buka tahun 1870 untuk mempersingkat pelajaran dari Eropa ke Asia. Sejak saat itu banyak orang-orang Belanda datang ke Indonesia. Mereka datang dengan membawa keluarganya dan membawa hasil-hasil teknologi waktu itu antara lain mobil, sepeda motor dan kereta api, tren kuda, angkutan umum yang sudah ada sejak tahun 1869.
Terusan Suez di buka tahun 1870 untuk mempersingkat pelajaran dari Eropa ke Asia. Sejak saat itu banyak orang-orang Belanda datang ke Indonesia. Mereka datang dengan membawa keluarganya dan membawa hasil-hasil teknologi waktu itu antara lain mobil, sepeda motor dan kereta api, tren kuda, angkutan umum yang sudah ada sejak tahun 1869.
Indonesia pada waktu itu menjadi tujuan
dari impian orang Belanda. Karena beranggapan disinilah mereka bisa
menjadi kaya, karena tanahnya yang subur menghasilkan daun tembakau,
teh, kopi, kelapa sawit, karet dan bahan tambang untuk diangkut ke
Eropa.
Para tenaga kerja yang bisa dikerjakan
mengolah kekayaan alam, pihak Belanda mengambil orang pribumi yang
semakin hari semakin miskin. Orang pribumi masih kurang memadai oleh
orang Belanda, sehingga di import orang-orang keeling (India) di samping
orang-orang cina, orang-orang keeling yang diimport ini sama nasib dan
deritanya orang-orang kuli kontrak. Untuk orang keeling sejarah
menampakkan semakin menyusut di tahun sejarah hingga sekarang ini
keturunannya hanya tinggal sedikit di Sumatera Timur. Mereka tidak
semantap orang cina yang bekerja di perkebunan.
Disamping itu orang-orang Arab Saudi
menjajahkan kakinya sejak abad ke 15. Umumnya datang untuk berdagang.
Keahlian orang Arab ini dimanfaatkan oleh Kolonial Belanda. Orang-orang
Arab sama kedudukannya dengan orang-orang cina.
ASAL-USUL KOTA DKI JAKARTA |
resep roti isi
Resep Roti Isi
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat roti isi ini sebenarnya sangat mudah ditemukan, berikut daftarnya :
- 60 gr. gula kastor
- 20 gr. susu bubuk
- 7 gr. garam 1 butir telur
- 40 gr. mentega (putih)
- 500 gr. tepung terigu
- 15 gr. ragi instan
- 285 ml. air
- Isi: terseraaah…. (bisa apa saja yang penting bisa dimakan)
- Olesan: telur dan mentega
- Campur tepung terigu, ragi, gula, susu bubuk, garam, telur, dan mentega dalam wadah, aduk.
- Uleni sambil masukkan air sedikit-sedikit hingga adonan kalis.
- Bulatkan adonan, tutup dengan plastik, diamkan kur-leb 45 menit ato sampe mengembang (tergantung suhu ruangan).
- Tinju adonan, bagi menjadi kur-leb 19 bagian (@ 50 gr. ), bulatkan masing-masing adonan. Diamkan 10 menit.
- Isi setiap adonan sesuai selera.
- Taruh di atas loyang yang sudah diberi alas kertas roti. Kalo aku taruh di cetakan muffin yang sebelumnya telah dioles mentega. Diamkan lagi selama 45 menit.
- Oles atas roti dengan telur yang dikocok lepas.
- Panggang dalam oven yang sudah dipanaskan terlebih dahulu dengan suhu 200°C selama 15 menit ato sampe matang.
- Selagi panas (baru diangkat), olesi atas roti dengan mentega supaya kinclong
Roti Isi Keju
Resep kali ini memiliki khusus keju, berbeda dengan pertama yang bisa anda isi dengan apa saja. Roti isi kali khusus hanya berisikan dengan keju, mau tahu bagaimana jadinya. Yuk kita langsung saja…
Bahan2 yang diperlukan :
Bahan:
- ½ resep roti ekonomis
- 1 lbr nori almond slice
- bunga fondant secukupnya
- wijen hitam untuk mata dan hidungnya
- 100 gr margarin
- ½ sdt garam
- 75 gr gula tepung
- 70 gr tepung terigu sangrai
- 3 btr kuning telur untuk olesan
- 50 gr susu bubuk
- 25 gr keju parut
- Campur rata semua bahan isi.
- Timbang adonan roti masing-masing 40 gr, giling lalu sendokkan isi. Gulung sambil dibentuk oval. diamkan 15 menit.
- Oles dengan kuning telur lalu panggang 12 menit dengan suhu 180 derajat Celsius. angkat, dinginkan.
- Buat hiasan, gunting nori lebar ½ cm, buat 2 lilitan di bagian badan, rekatkan dengan air. Tancapkan almond slice dikiri dan kanan untuk telinganya. Buat mata dan hidung dari wijen hitam, rekatkan dengan selai. Hias dengan bunga fondant rekatkan dengan putih telur.
resep buat fruit sandwich
Bahan :
- 20 gr susu bubuk
- 40 gr tepung terigu
- 60 gr mentega, lelehkan
- 7 kuning telur
- 2 putih telur
- 75 gr gula halus
- 1 sdt cake emulsifier
- 10 buah stroberi, iris tipis
- 2 buah kiwi, kupas, potong-potong
- 200 gr jeruk mandarin kalengan, tiriskan airnya
- 250 ml susu kental manis
- 300 gr mentega putih
- Siapkan loyang 28x28x3 cm, alasi dengan kertas roti lalu oles dengan margarin.
- Kocok kuning telur, putih telur, dan gula halus hingga lembut.
- Masukkan cake emulsifier, kocok hingga mengembang. Masukkan tepung terigu dan susu bubuk, aduk rata. Tuang mentega, aduk kembali.
- Tuang adonan ke dalam loyang, ratakan.
- Panggang dalam oven dengan suhu 180° C dengan api atas dan bawah selama 10 menit atau hingga matang, angkat dan sisihkan.
- Butter cream: Kocok mentega putih dan susu kental manis hingga lembut.
- Potong cake menjadi tiga bagian. Oles bagian atas cake dengan butter cream, susun stroberi.
- Letakkan cake di atasnya, oles lagi dengan butter cream.
- Susun potongan kiwi, letakkan kembali cake di atasnya, oles dengan butter cream, susun jeruk mandarin.
- Potong-potong dan sajikan.
masakan puding roti kismis chery
Bahan :
- 12 lembar roti tawar raisin (kismis), potong potong bentuk dadu
- 60 gram manisan ceri merah, potong potong
- 1/2 sendok teh garam halus
- 600 ml susu cair
- 40 gram kismis
- 2 sendok makan mentega tawar
- 50 gram tepung maizena
- 100 gram gula pasir
- 2 sendok makan rum
- 4 butir kuning telur, dikocok lepas
- 40 gram manisan ceri hijau, potong potong
- Susu cair direbus, tambahkan garam, gula pasir, dan tepung maizena, aduk aduk hingga mendidih.
- Api dimatikan jika sudah mendidih.
- Ambil sedikit rebusan susu. Tambahkan ke kuning telur. Aduk sampai rata.
- Kembalikan ke rebusan susu, aduk aduk rata.
- Nyalakan api. Masak sambil diaduk hingga mendidih dan kental. lalu angkat
- Masukan mentega tawar dan rum, aduk rata. Masukkan roti tawar. Aduk rata.
- Masukan sebagian manisan ceri merah, ceri hijau dan kismis, aduk rata.
- Tuang adonan ke dalam paper cup, ratakan.
- Taburi sisa manisan ceri merah dan hijau. Dinginkan dalam lemari es. Sajikan dingin.
resep buat kue pie krim keju
BAHAN :
Kulit :
- 200 gram tepung terigu
- 50 gram gula halus
- 100 gram margarin
- 1/2 sdt garam
- 1 kuning telur
- 1 sdm air es
- 70 gram gula halus
- 200 gram cream cheese
- 1 butir telur, kocok hingga berbuih
- 1/4 sdt garam
- 20 gram tepung terigu
- 1 sdm air jeruk nipis
- 75 gram ceri hijau, potong dadu
- 75 gram ceri merah, potong dadu
- Gilas adonan kulit yang terbuat dari campuran tepung terigu, margarin, gula halus, kuning telur, garam, dan air es setebal 0,3 cm.
- Tangkupkan ke dalam cetakan 22 cm, rapikan, sisihkan.
- Isi: kocok cream cheese, gula dan garam hingga lembut.
- Masukkan bahan-bahan lain, aduk rata.
- Tuang adonan isi ke dalam pie.
- Panggang dalam oven bersuhu 120 derajat celsius selama kurang lebih 25 menit hingga matang.
- Angkat lalu hias dengan daun cokelat, anggur, dan strawberry.
resep kue bola coklat buah
Bahan :
- 3 buah pisang tanduk, potong-potong
- 15 mata nangka, buang biji
- 250 gr keju cheddar, potong memanjang
- daun pandan secukupnya untuk mengikat
- Ambil satu mata nangka, isi dengan keju dan pisang.
- Ikat dengan daun pandan, lalu kukus selama 10 menit. Angkat dan sajikan.
cara buat kue nangka isi pisang keju
Bahan :
- 3 buah pisang tanduk, potong-potong
- 15 mata nangka, buang biji
- 250 gr keju cheddar, potong memanjang
- daun pandan secukupnya untuk mengikat
- Ambil satu mata nangka, isi dengan keju dan pisang.
- Ikat dengan daun pandan, lalu kukus selama 10 menit. Angkat dan sajikan.
cara membuat kue cake pisang coklat
Bahan :
- 6 buah (atau sekitar 800 gram) pisang Ambon tua, haluskan
- 400 mili liter susu segar
- 120 mili liter minyak sayur
- 2 butir telur
- 1 sendok teh vanili bubuk
- 200 gram gula pasir halus
- 560 g tepung terigu
- 5 sendok makan cokelat bubuk
- 1 sendok teh garam
- 300 gram chocolate button
- Olesi loyang loaf 20x10x8 cm menggunakan margarin kemudian taburi dengan tepung terigu.
- Campurkan pisang halus dengan minyak, susu dan vanili hingga rata. Sisihkan.
- Aduk aduk campuran terigu dan campuran pisang sehingga merata.
- Kemudain masukkan chocolate button, aduk rata.
- Tuangkan adonan ke dalam loyang lalu ratakan.
- Panggang dalam oven panas 180 C selama 30 menit sampai matang.
- Angkat, dan dinginkan.
cara membuat kue blueberry pancakes
Bahan :
- 1 1/4 cangkir tepung terigu
- 1 sendok makan baking powder
- 1/2 sendok teh garam
- 1 butir telur
- 1 1 / 4 sendok teh gula putih
- 1/2 sendok makan mentega, dilelehkan
- 1 cangkir susu
- 1/2 cangkir blueberry beku, dicairkan
- Campurkan dalam mangkuk besar sambil di saring tepung, garam, baking powder dan gula.
- Campurkan telur dan susu ke dalam mangkuk kecil.
- Aduk susu dan telur ke dalam campuran tepung. Sisihkan selama 1 jam.
- Panaskan wajan yang dilumuri sedikit minyak di atas api sedang.
- Tuang adonan ke wajan, sekitar 1 / 4 cangkir untuk setiap pancake.
- Kemudian dadar adonan pancake di atas api yang sangat kecil (ingat sangat kecil).
- Setelah seluruh permukaan pancake berlubang lubang dan pinggirnya sedikit keras , baru dibalik dan dimasak sebentar saja (jangan terlalu lama).
- Lumuri pancake dengan campuran bluberry dan mentega lalu tutup dengan pancake yang lain.
- Lakukan hal ini sampai adonan habis
- Hidangkan saat panas atau lumuri dengan madu atau parutan keju sesuai selera
cara membuat cup cake
Resep Chocolate Cupcake (Cokelat)
Sekarang kita akan terlebih dahulu dengan resep cupcake yang bahan utamanya menggunakan cokelat. Gampang kok membuat nya berikut cara dan resep nya ibu2:
Bahan Resep:
- 150 g mentega
- 150 g gula pasir halus
- 3 butir telur ayam
- ½ sdt baking powder
- ½ soda kue
- 1 sdt vanili bubuk
- 175 g tepung terigu
- 2 sdm cokelat bubuk
- 150 ml krim segar
- 150 g dark cooking chocolate,potong-potong
- Cokelat serut
Cara membuat:
Cupcake:
- Kocok mentega dan gula hingga lembut.
- Masukkan telur ayam satu per satu sambil kocok terus hingga lembut dan rata.
- Masukkan campuran terigu,aduk rata.
- Tuang ke dalam mangkuk kertas, ratakan.
- Panggang dalam oven panas 180 C selama 30 menit hingga mengembang dan matang.
- Angkat dan dinginkan.
- Didihkan krim, tuang ke dalam cokelat, aduk hingga cokelat leleh.
- Aduk-aduk hingga kental.
- Hiasi cupcake dengan bahan olesan dan hiasan.
Resep Cupcake Tuna Keju
Ibu sudah bosan dengan cupcake manis, cobalah membuat cake yang gurih nan wangi ini. Dengan campuran ikan tuna dan keju nya bikin rasa cupcake ini gurih renyah. Bagaimana resep untuk membuat ini ya seperti yang terlihat di gambar, silahkan disimak duu bahan bahannya.
Bahan:
- 50 g keju cheddar parut
- 50 g ikan tuna kalengan, tiriskan, sobek halus100 g mentega
- 60 g gula pasir halus
- 2 butir telur ayam
- 120 g tepung terigu
- 1 sdt baking powder
- 2 sdm keju cheddar parut
- 50 g ikan tuna kalengan, sobek halus
Cara membuat:
- Kocok mentega dan bubuk hingga lembut.
- Masukkan telur satu per satu sambil aduk rata.
- Tambahkan campuran terigu, aduk rata.
- Masukkan keju dan ikan tuna, aduk rata.
- Tuang adonan ke dalam cupcake.
- Beri bahan Taburan.
- Panggang dalam oven panas 170 C selama 20 menit.
- Angkat dan dinginkan.
Resep Cake : Cupcake Cornflakes
Cupcake yang satu ini berisi adonan mentega yang nantinya menjadi lembut meleleh serta legit. Bagian cupcake luarnya sangat renyah garing dengan taburan cornflakes. Jadinya kismis yang manispun menambah legit cake yang satu ini. bagaiamana resep cara membuat cupcake jenis ini ya, gampang aja kok sebenarnya resep ini, sebelumnya mari kita sediakan dulu bahan-bahannya!!Bahan:
- 110 g mentega tawar
- 100 g gula halus
- 3 butir telur ayam
- 120 g tepung terigu
- 1 sdt baking powder
- 1 sdm susu segar
- 50 g mentega
- 30 g gula palem
- 80 g kismis, potong kecil
- 20 g cornflakes, memarkan agak halus
- 20 g cornflakes
- 2 sdm kismis
Cara membuat:
- Adonan Isi:
- Kocok mentega dan gula hingga lembut.
- Tambahkan bahan lainnya, aduk rata. Sisihkan.
- Kocok mentega dan gula hingga lembut.
- Masukkan telur satu per satu sambil kocok hingga rata.
- Tambahkan campuran terigu, aduk rata.
- Siapkan cup berbentuk segi empat.
- Tuangkan sedikit adonan ke dalam cetakan.
- Beri sedikit adonan isi.
- Tambahkan adonan, ratakan hingga hampir penuh.
- Taburi bahan Taburan.
- Panggang dalam oven panas 170 C selama 20 menit.
- Angkat dan dinginkan.
Resep Cake: Cupcake Ting-Ting
Namanya emang ting-ting tapi jangan salah alamat ya, eh kayak ayu ting ting aja. Cupcake satu ini memakai campuran enting-enting yang renyah manis. Gampang dibuat dan cocok buat camilan atau bekal si kecil. Ini dia ibu2 resep untuk membuat,
Bahan:
- 120 g mentega tawar
- 60 g gula halus
- 2 butir telur ayam
- 3 buah enting-enting gepuk, memarkan
- 140 g tepung terigu
- 1 sdt baking powder
Cara membuat:
- Kocok mentega dan gula hingga lembut.
- Masukkan telur satu per satu sambil kocok hingga rata.
- Masukkan campuran terigu, aduk rata.
- Tambahkan enting-enting, aduk rata.
- Tuang adonan ke dalam cupcake atau mangkuk kertas hingga ¾ penuh.
- Taburi dengan enting-enting.
- Panggang dalam oven panas 170 C selama 20 menit.
- Angkat dan dinginkan.
Resep Cake: Brownie Cupcake
Bahan:
- 225 g mentega
- 180 g cokelat dark, potong-potong
- 150 g gula pasir
- 3 butir telur ayam
- 210 g tepung terigu
- 1 sdt baking powder
- ½ sdt vanili bubuk
- 1 sdt garam
Cara membuat:
- Tim mentega dan cokelat hingga leleh. Sisihkan.
- Kocok gula dan cokelat leleh hingga rata.
- Masukkan telur satu per satu sambil aduk hingga rata.
- Tambahkan campuran terigu, aduk hingga rata.
- Tuang ke dalam mangkuk-mangkuk kertas.
- Panggang dalam oven panas selama 40 menit hingga matang.
- Angkat, dinginkan.
- Beri Olesan dan hiasan sesai selera.
Cake yang satu ini mudah dibuat dan rasanya pasti disukai seluruh keluarga. Boleh juga ditambahakan dengan krim mentega dan taburan cokelat hias hingga makin cantik! Hingga membuat resep ini menjadi lebih nikmat di gigit.
Resep Kue: Cheese Cupcake [KEJU]
Padar resep ini kita membuat cupcake dangan bahan keju, gimana cara nya ya… langsung saja.
Bahan:
- 80 g mentega
- 120 g gula pasir
- 2 butir telur ayam
- 200 ml susu kental manis
- 100 g Cheddar Cheese, potong-potong
- 250 g tepung terigu
- 2 sdt baking powder
- ¼ sdt garam
- 100 g Cheddar Cheese, parut
- Kocok mentega dan gula hingga lembut.
- Masukkan telur satu per satu sambil kocok terus hingga rata.
- Masukkan susu kental manis bergantian dengan terigu sambil aduk hingga rata.
- Tambahkan potongan keju cheddar. Aduk rata.
- Tuang ke dalam mangkuk-mangkuk kertas.
- Taburi keju Natural.
- Panggang dalam oven panas 180 C selama 30 menit hingga matang.
- Angkat, sajikan.
Buat penggemar keju, cupcake ini dijamin memuaskan selera. Teksturnya padat dengan rasa asin dan manis yang enak. Taburan keju di bagian atas membuat kue ini makin wangi saja! Silahkan dicoba!!
Resep Kue: Matcha Cupcake
Dari gambarnya sudah terlihat cupcake ini terlihat sangat cantik, gimana cara membuat cupcake matcha ini, gampang aja kok silahkan disimak caranya berikut juga resep nya.
Bahan:
- 125 g mentega
- 200 g gula pasir
- 1 butir telur ayam
- 1 kuning telur ayam
- 125 ml susu cair
- 210 g tepung terigu
- 1 sdt baking powder
- 1 sdm matcha
- 100 g mentega
- 2 sdm fresh cream (krim segar)
- 1 sdm matcha
- 3 sdm gula bubuk
- Kocok mnetega dan gula hingga lembut.
- Masukkan telur sambil kocok terus hingga rata.
- Masukkan susu, aduk rata.
- Tambahkan campuran terigu, aduk hingga rata.
- Tuang ke dalam mangkuk-mangkuk kertas.
- Panggang selama 30 menit hingga matang.
- Angkat dan dinginkan:
- Hiasi dengan Matcha Buttercream.
car membuat puding buah
Dalam
proses pembuatan puding buah membutuhkan berbagai macam buah-buahan.
Diantaranya strawberry, pisang, apel, dsb. Dan prosesnya berbeda dengan
pembuatan jenis puding lainnya seperti puding kopi mentega.
Bahan-bahan dalam pembuatan puding buah kami bagi dua bahan A dan bahan
B. Nah, apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat puding buah.
Bahan A:
- Agar-agar merah 1 bks
- Buah Leci 1 kalenng, ditiriskan dan air lecinya untuk campuran puding nanti.
- Air 200 ml
- Gula pasir 150 gr
- Vanila bubuk 1 sendok teh
Bahan B:
- Agar-agar warna putih 2 bungkus
- Susu cair 600 ml
- Susu cair 600 ml
- Gula pasir 150 gr
- Selai stroberi 2 sdm
- Apel Malang 100 gr
- Pepaya 100 gr
- Pisang Ambon 1 buah
- Air jeruk nipis 1 sdm
- Selai stroberi 2 sdm
- Apel Malang 100 gr
- Pepaya 100 gr
- Pisang Ambon 1 buah
- Air jeruk nipis 1 sdm
Cara Membuatnya:
- Loyang disiapkan untuk puding yang bentuk cincin berukuran 2 liter, lalu dibasahi dengan air.
- Bahan A: agar-agar dicampur dengan air buah leci, air, gula pasir, dan vanila bubuk, kemudian aduk rata sampai mendidih dan angkat.
- Buah leci disusun diatas loyang lalu adonan agar-agar tadi dituangkan diatasnya secara perlahan-lahan dan diamkan hingga mengeras.
- Bahan B: buah apel, pepaya dan pisang ambon dihaluskan sambil ditambahkan jeruk nipis, aduk rata. Campur agar-agar putih dengan susu cair dan selai stroberi, aduk rata, masak hingga mendidih, tambahkan jus buah, aduk rata, angkat dan tuangkan ke dalam loyang, hilangkan uap panasnya dan simpan dalam lemari pendingin.
- Dan siap untuk disajikan dalam keadaan dingin.
sejarah berdiri nya negara republik INDONESIA
Proklamasi
Kemerdekaan, yang kita peringati setiap tanggal 17 Agustus, adalah
sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia . Proklamasi, telah
mengubah perjalanan sejarah, membangkitkan rakyat dalam semangat
kebebasan. Merdeka dari segala bentuk penjajahan.
Bagaimanakah
sesungguhnya, peristiwa yang terjadi 64 tahun yang lalu itu. Mari kita
buka kembali catatan sejarah sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
Perdebatan
Proklamasi, ternyata
didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan
tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama
menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana
kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai
cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan
tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia
dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan
Jepang.
Karena itu, untuk
memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang
terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud
membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan cara itu, pelaksanaan
Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah
Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka
menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan
pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan
kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah
Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan
golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan
“aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta (lihat Marwati Djoened
Poesponegoro, ed. 1984:77-81)
Tanggal 15 Agustus
1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta,
tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara
sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan
sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi (1984:58); Ahmad Soebardjo
(1978:85-87) sebagai berikut:
” Sekarang Bung,
sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh
dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah
siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita harus
segera merebut kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah
siap mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka bersahutan. Wikana malah
berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung Karno tidak
mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya
suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”
Mendengar kata-kata
ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana
sambil berkata: ” Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan
potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”.
Hatta kemudian memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita
sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali
menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa
yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan
sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak
memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno
untuk melakukan hal itu ?”
Namun, para pemuda
terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu
diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah
menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa bukan
rakyat itu sendiri yang memprokla masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan
kita yang menyata kan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa
?”. Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan
yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan
kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan
kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa
tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ?
Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ?
Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba
bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “.
Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.
Para pemuda, tetap
menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun,
kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah
berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia
tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh
lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para
tokoh yang hadir pada waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo,
Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian,
Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat
diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya
banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda
nampak tidak puas. Mereka mengambil kesimpulan yang menyimpang;
menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua
tokoh itu dari pengaruh Jepang.
Pukul 04.00 dinihari,
tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda
dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung
Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi (1984:60). Bung Karno
marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan
pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai
tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung
Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para
pemuda untuk dibawa ke tempat yang mereka tentukan. Fatmawati istrinya,
dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut
sertakan.
Rengasdengklok kota
kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan
Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA (Pembela
Tanah Air) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin
hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping
itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede
Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap
setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang
datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.
Sehari penuh, Soekarno
dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan
mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari
segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil.
Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang
membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap
keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat mendesak
Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah
direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta
tidak mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada
perhitungan dan rencana mereka sendiri. Di sebuah pondok bambu
berbentuk panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu
terjadi perdebatan panas; ” Revolusi berada di tangan kami sekarang dan
kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini,
lalu …”. ” Lalu apa ?” teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya,
dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun
yang bergerak atau berbicara.
Waktu suasana tenang
kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai
berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah
saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh
pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil
tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya
Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat
menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi
harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu
adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita
sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa,
ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari
Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci.
Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh
karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah
antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di
Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61).
Sementara itu, di
Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari
golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di
Jakarta . Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan
mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf
Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama
sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput
Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar
pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi
Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945,
selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA
setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta
kembali ke Jakarta (Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:82-83).
Merumuskan Teks Proklamasi
Rombongan
Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju
rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1, setelah lebih
dahulu menurunkan Fatmawati dan putranya di rumah Soekarno. Rumah
Laksamada Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi
karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung
Karno dan tokoh-tokoh lainnya. De Graff yang dikutip Soebardjo
(1978:60-61) melukiskan sikap Maeda seperti ini. Sikap dari Maeda
tentunya memberi kesan aneh bagi orang-orang Indonesia itu, karena
perwira Angkatan Laut ini selalu berhubungan dengan rakyat Indonesia.
Sebagai seorang perwira
Angkatan Laut yang telah melihat lebih banyak dunia ini dari rata-rata
seorang perwira Angkatan Darat , ia mempunyai pandangan yang lebih
tepat tentang keadaan dari orang-orang militer yang agak sempit
pikirannya. Ia dapat berbicara dalam beberapa bahasa. Ia adalah pejabat
yang bertanggungjawab atas Bukanfu di Batavia; kantor pembelian
Angkatan Laut di Indonesia. Ia tidak khusus membatasi diri hanya pada
tugas-tugas militernya saja, tetapi agar dirinya dapat terbiasa dengan
suasana di Jawa , ia membentuk suatu kantor penerangan bagi dirinya di
tempat yang sama yang pimpinannya dipercayakan kepada Soebardjo.
Melalui kantor inilah, yang menuntut biaya yang tidak sedikit
baginya, ia mendapatkan pengertian tentang masalah-masalah di Jawa
lebih baik dari yang didapatnya dari buletin-buletin resmi Angkatan
Darat. Terlebih-lebih ia memberanikan diri untuk mendirikan
asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia .
Pemimpin-pemimpin terkemuka, diperbantukan sebagai guru-guru untuk
mengajar di asrama itu. Doktrin-doktrin yang agak radikal
dipropagandakan. Lebih lincah dari orang-orang militer, ia berhasil
mengambil hati dari banyak nasionalis yang tahu pasti bahwa
keluhan-keluhan dan keberatan-keberatan mereka selalu bisa dinyatakan
kepada Maeda. Sikap Maeda seperti inilah yang memberikan keleluasaan
kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas yang maha penting
bagi masa depan bangsanya.
Malam itu, dari rumah
Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui
Somobuco (kepala pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura, untuk
menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan.
Nishimura mengatakan bahwa karena Jepang sudah menyatakan menyerah
kepada Sekutu, maka berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak
diperbolehkan lagi mengubah status quo . Tentara Jepang diharuskan
tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis kebi jakan
itu, Nishimura melarang Soekarno-Hatta mengadakan rapat PPKI dalam
rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerde kaan. Melihat kenyataan ini,
Soekarno-Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk
membicara kan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Mereka hanya
berharap agar pihak Jepang tidak menghalang-ha langi pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri (Hatta,
1970:54-55).
Setelah pertemuan itu,
Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan
rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda,
sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua
ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan
Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno,
Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan
tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari golongan
pemuda, menunggu di serambi muka.
Menurut Soebardjo
(1978:109) di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah malam,
rumusan teks Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya disusun.
Soekarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan
Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama
dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari
rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai , sedangkan kalimat terakhir merupakan
sumbangan pikiran Mohammad Hatta. Hatta menganggap kalimat pertama
hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan
pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignty).
Maka dihasilkanlah rumusan terakhir dari teks proklamasi itu.
Setelah kelompok yang
menyendiri di ruang makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi,
kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul
di ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan
pukul 04.00, Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan
rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep. Soebardjo
(1978:109-110) melukiskan suasana ketika itu: “ Sementara teks
Proklamasi ditik, kami menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan
dan minuman dari ruang dapur, yang telah disiapkan sebelumnya oleh
tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas.
Kami belum makan apa-apa, ketika meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu
adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur,
makan terakhir sebelum sembahyang subuh. Setelah kami terima kembali
teks yang telah ditik, kami semuanya menuju ke ruang besar di bagian
depan rumah. Semua orang berdiri dan tidak ada kursi di dalam ruangan.
Saya bercampur dengan beberapa anggota Panitia di tengah-tengah
ruangan. Sukarni berdiri di samping saya. Hatta berdiri mendampingi
Sukarno menghadap para hadirin . Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi
tanggal 17 Agustus 1945, pada saat Soekarno membuka pertemuan dini hari
itu dengan beberapa patah kata.
“Keadaan yang mendesak
telah memaksa kita semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan. Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan
saudara-saudara dan saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian
dapat menyetujuinya sehingga kita dapat berjalan terus dan menyelesaikan
pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing”. Kepada mereka yang hadir,
Soekarno menyarankan agar bersama-sama menandatangani naskah
proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia . Saran itu diperkuat
oleh Mohammad Hatta dengan mengambil contoh pada “Declaration of
Independence ” Amerika Serikat. Usul itu ditentang oleh pihak pemuda
yang tidak setuju kalau tokoh-tokoh golongan tua yang disebutnya
“budak-budak Jepang” turut menandatangani naskah proklamasi. Sukarni
mengusulkan agar penandatangan naskah proklamasi itu cukup dua orang
saja, yakni Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia .
Usul Sukarni itu diterima oleh hadirin.
Naskah yang sudah
diketik oleh Sajuti Melik, segera ditandatangani oleh Soekarno dan
Mohammad Hatta. Persoalan timbul mengenai bagaimana Proklamasi itu
harus diumumkan kepada rakyat di seluruh Indonesia , dan juga ke
seluruh pelosok dunia. Di mana dan dengan cara bagaimana hal ini harus
diselenggarakan? Menurut Soebardjo (1978:113), Sukarni kemudian
memberitahukan bahwa rakyat Jakarta dan sekitarnya, telah diserukan
untuk datang berbondong-bondong ke lapangan IKADA pada tanggal 17
Agustus untuk mendengarkan Proklamasi Kemerdekaan. Akan tetapi
Soekarno menolak saran Sukarni. ” Tidak ,” kata Soekarno, ” lebih baik
dilakukan di tempat kediaman saya di Pegangsaan Timur. Pekarangan
di depan rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita harus
memancing-mancing insiden ? Lapangan IKADA adalah lapangan umum. Suatu
rapat umum, tanpa diatur sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer,
mungkin akan menimbulkan salah faham. Suatu bentrokan kekerasan antara
rakyat dan penguasa militer yang akan membubarkan rapat umum tersebut,
mungkin akan terjadi. Karena itu, saya minta saudara sekalian untuk
hadir di Pegangsaan Timur 56 sekitar pukul 10.00 pagi .” Demikianlah
keputusan terakhir dari pertemuan itu.
Detik-Detik Proklamasi
Hari Jumat di bulan
Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk
timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin
bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan
diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari.
Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa
Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para
pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita, untuk
memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia
(Hatta, 1970:53).
Menjelang pelaksanaan
Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56 cukup
sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk
mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan beberapa
pengeras suara. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk
mempersiapkan satu tiang bendera. Karena situasi yang tegang, Suhud
tidak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, masih ada dua tiang
bendera dari besi yang tidak digunakan. Malahan ia mencari sebatang
bambu yang berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan dan diberi
tali. Lalu ditanam beberapa langkah saja dari teras rumah. Bendera
yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno sudah
disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya
berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan
untuk bendera.
Sementara itu, rakyat
yang telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah
berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda dan
rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak gelisah, khawatir
akan adanya pengacauan dari pihak Jepang. Matahari semakin tinggi,
Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno terserang sakit,
malamnya panas dingin terus menerus dan baru tidur setelah selesai
merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah banyak berdatangan,
rakyat yang telah menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka
yang diliputi suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera
dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk
segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno tidak mau
membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta. Lima menit
sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih
dan langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan
Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu
berpakaian. Ia juga mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya
menuju tempat upacara.
Marwati Djoened
Poesponegoro (1984:92-94) melukiskan upacara pembacaan teks Proklamasi
itu. Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief
Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-aba
kepada seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi untuk
berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief
kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju beberapa
langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno
mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum membacakan teks
proklamasi.
“Saudara-saudara
sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan
suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun
kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita.
Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai
kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap
menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk
mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini
tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada
hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya
pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar
mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita
sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan
sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah
mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh
Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa
sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan
ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami:
PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan
Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa
Indonesia Soekarno/Hatta.
Demikianlah
saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan
lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini
kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik
Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati
kemerdekaan kita itu”. (Koesnodiprojo, 1951).
Acara, dilanjutkan
dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa
langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang
dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk
mengibarkan bendera, dia menolak: ” lebih baik seorang prajurit ,”
katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam
PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud
mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan
mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat.
Bendera dinaikkan
perlahan-lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali,
untuk menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang.
Seusai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari
Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi.
Setelah upacara
pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Lasmidjah Hardi (1984:77)
mengemukakan bahwa ada sepasukan barisan pelopor yang berjumlah kurang
lebih 100 orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah
Soekarno. Mereka datang terlambat. Dengan suara lantang penuh kecewa S.
Brata meminta agar Bung Karno membacakan Proklamasi sekali lagi.
Mendengar teriakan itu Bung Karno tidak sampai hati, ia keluar
dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia menjelaskan bahwa Proklamasi
hanya diucapkan satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Mendengar
keterangan itu Brata belum merasa puas, ia meminta agar Bung Karno
memberi amanat singkat. Kali ini permintaannya dipenuhi. Selesai
upacara itu rakyat masih belum mau beranjak, beberapa anggota Barisan
Pelopor masih duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno.
Tidak lama setelah Bung
Hatta pulang, menurut Lasmidjah Hardi (1984:79) datang tiga orang
pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menunggu di ruang belakang,
tanpa diberi kursi. Sudiro sudah dapat menerka, untuk apa mereka
datang. Para anggota Barisan Pelopor mulai mengepungnya. Bung Karno
sudah memakai piyama ketika Sudiro masuk, sehingga terpaksa
berpakaian lagi. Kemudian terjadi dialog antara utusan Jepang dengan
Bung Karno: ” Kami diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk
melarang Soekarno mengucapkan Proklamasi .” ” Proklamasi sudah saya
ucapkan,” jawab Bung Karno dengan tenang. ” Sudahkah ?” tanya utusan
Jepang itu keheranan. ” Ya, sudah !” jawab Bung Karno. Di sekeliling
utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot dan tangan mereka sudah
diletakkan di atas golok masing-masing. Melihat kondisi seperti itu,
orang-orang Jepang itu pun segera pamit. Sementara itu, Latief
Hendraningrat tercenung memikirkan kelalaiannya. Karena dicekam suasana
tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan
peristiwa itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya
tinggal tiga lembar (saat itu belum ada rol film). Sehingga dari seluruh
peristiwa bersejarah itu, dokumentasinya hanya ada tiga; yakni
sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat pengibaran
bendera, dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa itu.
Penutup
Peristiwa besar
bersejarah yang telah mengubah jalan sejarah bangsa Indonesia itu
berlangsung hanya satu jam, dengan penuh kehidmatan. Sekalipun sangat
sederhana, namun ia telah membawa perubahan yang luar biasa dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia . “Gema lonceng kemerdekaan”
terdengar ke seluruh pelosok Nusantara dan menyebar ke seantero
dunia. Para pemuda, mahasiswa, serta pegawai-pegawai bangsa Indonesia
pada jawatan-jawatan perhubungan yang penting giat bekerja menyiarkan
isi proklamasi itu ke seluruh pelosok negeri. Para wartawan Indonesia
yang bekerja pada kantor berita Jepang Domei , sekalipun telah disegel
oleh pemerintah Jepang, mereka berusaha menyebarluaskan gema Proklamasi
itu ke seluruh dunia.
Merdeka Indonesiaku!
Sumber berita >>> Sekertariat Negara
Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara R.I.
Kirim Ke;
Like this:
Be the first to like this post.
Tentang Dirrga
Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa I Love Indonesia19 Respon untuk SEJARAH BERDIRINYA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Tinggalkan Balasan
-
Anda Pengunjung ke
- 70,750 Dari Blog Ini
-
Spam Blocked
my Twitter
- I'm at BP Umum Sumber Sehat (Tasikmalaya, Jawa Barat) http://t.co/eTxRI4t6I Love Indonesia1 week ago
- I just unlocked the "Newbie" badge on @foursquare! http://t.co/7YEuucZfI Love Indonesia1 week ago
- Cool, I'm about to reach 100 tweets! See the rest of my stats at Twitter Counter: http://t.co/jTlu47DjI Love Indonesia4 weeks ago
Pilih Artikel
Bangga Indonesia
Top Rated
Posts | Pages | Comments
All | Today | This Week | This Month
- Indonesia Punya Peninggalan Perang Dunia II
5/5 (3 votes) - Jembatan Suramadu Terpanjang Di Indonesia
5/5 (2 votes) - Keunggulan Indonesia
5/5 (2 votes) - Game Asli Indonesia Dapat Penghargaan UNESCO
5/5 (2 votes) - Kemerdekaan, Proklamasi, Dan Bulan Ramadhan
5/5 (2 votes)
- Indonesia Punya Peninggalan Perang Dunia II
-
Banyak Dibaca
I Love Indonesia
Cinta Indonesia
Pencerahan Jiwa
-
Tulisan Terbaru
-
Komentar Anda
messi on SEJARAH BERDIRINYA NEGARA REPU… andrea on Sejarah Bhineka Tunggal I… Fauzan Kerenz on Kekuatan Militer Indonesia VS… teuksya on SEJARAH BERDIRINYA NEGARA REPU… Adi Ngadiman on Pahlawan Masa Kini Adi Ngadiman on Mesir Negara Pertama yang Meng… Rahmad on Kekuatan Militer Indonesia VS… suud fidaus on Sejarah Bhineka Tunggal I… azhar on Kekuatan Militer Indonesia VS… muhammad rafa sumart… on SEJARAH BERDIRINYA NEGARA REPU… ahsan on Bangkitlah Pemuda Indones… Beni Lee on Kekuatan Militer Indonesia VS… MUHAMAD AS'AD SAMSUL… on SEJARAH BERDIRINYA NEGARA REPU… subratno on Kekuatan Militer Indonesia VS… azhar on Kekuatan Militer Indonesia VS… I Love Indonesia
- Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.
Cinta Indonesia
- Patung Dirgantara
- Makam Wali Songo
- Unik Ziarah ke Makam Menjelang Ramadhan
- Permainan Tradisionil Anak Indonesia
- Karang Bolong Anyer
- Bunker dan Gua Peninggalan Jepang Jadi Obyek Wisata
- Goa Kidang Simpan Peninggalan Prasejarah
- Ratu Boko Jawa Tengah
- Rupiah
- Kabupaten Sumenep
- Kebaya, Keanggunan Wanita Indonesia
- Tari Jaipong
- Musik Keroncong
- Sejarah Barongsai di Indonesia
- Candi Bawah Laut Ada Di Selat Bali
Pencerahan Jiwa
- MENEGAKKAN SHOLAT
- SEMPURNANYA SHOLAT
- SEBURUK-BURUK PENCURI
- Rahasia Memperkuat Ilmu GaibTERJEMAH: Dan ketahuilah, bahwa barang siapa yang menghendaki kesuksesan dalam mencapai ilmu Kimiyya(1) atau ilmu yang tersamarkan dari kebanyakan manusia, maka hendaklah ia bersuci dan berpuasa selama 40 hari secara kontinyu dan berbuka-lah dengan makanan dan minuman yang halal. Dan pada setiap malam harinya, hendaklah ia membaca ‘Wassyamsi wadluhaaHa […]
- SHOLAT TAUBAT
- SHOLAT SUNAT FAJAR
- SHOLAT SUNAT WITIR
- SHOLAT SUNAT JAUFIL LAIL
- SHOLAT SUNAT IFTITAH
- Martabat Tujuh
Admin Area
Indonesia adalah Bangsaku
Indonesia adalah Bahasaku
Indonesia adalah Tanah Airku
Aku Bangga Jadi Warga Negara Indonesia
kan ku abadikan dalam hidupku…
u/ sebuah kemerdekaan…
merdeka indonesiaku!
buat bahan KWN..
thx..
namun mengapa bangsa indonesia ada yang membuat nama indonesia menjadi kotor. korupsi smakin berkuasa.
ku mohon hentikan yang nama’y korupsi demi nama indonesia.
Kita harus belajar dengan sungguh sungguh untuk mewujudkan cita2 para pahlawan
MERDEKA
Semasa berakhirnya jaman kerajaan…?
Untuk Menjawab Pertanyaan Anda di koment pos SEJARAH BERDIRINYA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
maka saya persilahkan baca http://dirrga.com/2009/02/24/asal-nama-indonesia/